Apa faedah hidupku bagi orang lain? Apa kehendak Tuhan dalam hidupku? Ia bangun pukul 4 setiap pagi untuk mencari kedekatan dengan Tuhan. Namun, Sung tetap gelisah mencari arti hidup. Surat kabar di Amerika dan Eropa melaporkan prestasi jenius ini. Untuk ongkos hidup ia bekerja sebagai pembersih sampah dan pembersih mesin pabrik. Ia belajar kimia di Wesleyan University di Ohio. Pada usia 18 tahun Sung berlayar ke Amerika karena mendapat beasiswa bintang pelajar di seluruh provinsi. Kalau ayahnya sakit, Sung yang baru berusia 12 tahun sudah bisa menggantikan ayahnya menjelaskan Alkitab dari atas mimbar. Ia suka ikut ayahnya melayani kebaktian di desa desa lain. Ia suka menulis karangan yang menentang penjajah Jepang. Ia sudah hafal kitab Mazmur, Amsal, dan kitab kitab Injil. Ia bisa mengingat tiap kata dari tiap buku yang dibacanya. Setiap kali ia dicemeti ayahnya ia tidak pernah menangis, ia malah heran bahwa justru ayahnya yang menangis setelah itu. Ia pernah menabrakkan diri ke buyung besar sehingga buyung itu hancur. Mereka sekeluarga bertubuh lemah dan sering sakit. Siapakah John Sung? Ia lahir dengan nama Sung Siong Geh pada tahun 1901 di sebuah desa miskin di propinsi Fukien di Tiongkok Tenggara. John Sung dari Tiongkok yang membuat ratusan ribu orang Indonesia pada tahun 1935-1939 menerima Injil Kristus.
Orang datang berduyun-duyun sampai gedung gereja melimpah ruah. Tapi kalau berkotbah, tiba-tiba ia menjelma menjadi nabi yang berapi-api.
Ia tidak suka tersenyum sana-sini atau berbasa-basi. Ia selalu berpakaian kemeja putih sederhana model Tiongkok kuno. Rambutnya pendek dan selalu terurai di dahi.